LEGO® MOC Creator - Gagan

INDONESIA


Gagan dari Bandung yang berprofesi sebagai arsitek ini sangat menggemari membuat MOC terutama Mecha. Kegemarannya ini didasari oleh LEGO® awal yang dimilikinya saat kecil yaitu Bionicle. Marilah anda lihat kreasi Mecha, non Mecha dan juga bangunan miniatur yang dibuatnya.

Gagan from Bandung who work as architect is fond of creating MOC especially Mecha. His fondness is based on the first LEGO® that he owned when he were a kid which is Bionicle. Let us look at his Mecha, non Mecha and other miniature building creations.

 

Julang Sulawesi (Knobbed Hornbill)

 

Bisa diinfokan nama, usia, tinggal di mana dan pekerjaannya?
(Can you tell us your name, age, where do you live and what do you do for a living?)

Halo perkenalkan nama saya Muhammad Pegagan Kantaprawira, biasa di panggil Gagan, usia 26 tahun, domisili saya di Bandung, dan sekarang bekerja sebagai Freelance di bidang Arsitektur.

Hello, my name is Muhammad Pegagan Kantaprawira, I am usually called Gagan, I am 26 years old, I live in Bandung (Indonesia), and I work as a freelance in Architecture.

Sudah berapa lama anda mengkoleksi LEGO®?
(How long have you been collecting LEGO®?)

Kira-kira sejak tahun 2002.

Approximately since 2002.

 
 

Apa yang menyebabkan anda bisa suka dengan LEGO®? Ada kisahnya?
(What make you like LEGO®? Any story?)

Pertama kali kenal LEGO® sendiri saat kelas 1 SD, dimana untuk pertama kalinya saya diberikan LEGO® oleh ibu saya. Set pertama yang saya punya itu 8550 Gahlok Va, set ini merupakan set dari lini Bionicle. Dikarenakan pada boks bagian belakang dijelaskan soal sistem kombinasi, dari situ saya mulai tertarik untuk mengoleksi varian lain dari Bionicle, dengan tujuan untuk mencoba kombinasinya. [Bersambung ke bagian bawah]

The first time I knew LEGO® is at Primary one where I was given LEGO® set for the first time by my mother. The set was 8550 Gahlok Va, it was from Bionicle line. And since the backside of the box explained about the combination system, I was interested to start collecting the other variant of Bionicle hoping to try other combinations. [To be continued below]

 
 

Bersambung dari pertanyaan sebelumnya
(Continuing from previous question)

Untuk set System sendiri saya baru kenal saat kelas 2 SD, pertama kali saya beli LEGO® Adventurer Dino Island, namun baru benar-benar suka dengan LEGO® System di kelas 4 SD. Saat itu saya beli 4502 X-Wing Star Fighter dari seri Star Wars, karena modelnya yang keren dan LEGO® mampu mereplikasi X-Wing kedalam bentuk LEGO® dengan baik saya mulai suka untuk koleksi LEGO® System juga.

I was introduced to the System set at Primary Two where I bought LEGO® Adventurer Dino Island for the first time, but only at Primary Four I become really like the LEGO® System. At that time I bought 4502 X-wing Star Fighter from Star Wars series for the cool model and also because the LEGO Group can replicate X-wing into a great shape and at the same time I start to like collecting LEGO® System.

 

Bandung Skyline

 

Apa yang menyebabkan anda terinspirasi untuk membuat MOC?
(What inspired you to build MOCs?)

Pertama kali tertarik untuk MOC sendiri di tahun 2011, ketika pertama kali saya datang kesalah satu pameran di Jakarta yaitu Dunia Bricks dan mulai menekuni dunia MOC di tahun 2012/2013. Awalnya ada ketakutan tersendiri untuk mulai membuat MOC dari keterbatasan parts hingga takut MOCnya jelek, karena saat itu bayangan saya tentang MOC seperti yang dilihat di dunia bricks, dimana MOC itu masif. Namun saat bergabung dengan komunitas, bayangan saya tentang MOC itu berubah, kita gak seharusnya malu untuk mengekspresikan kreativitas kita, karena semua MOC itu bagus, tinggal teknik dalam MOC saja yang membuat MOC semakin baik, dan itu memerlukan jam terbang, yang mana dapat didapatkan ketika kita berani untuk belajar dan terus berkreativitas, respon komunitas saat mereview MOCpun sangat baik dan membangun. Juga tidak ada komentar pedas seperti di kontes masak di TV.

The very first time I got interested to create MOC was at 2011. At that time I went to one of the exhibition which is Dunia Bricks and start doing MOC on the year 2012/2013. Initially, I feel inadequate do start doing MOC due to limited parts and afraid that the MOC will look awful. The reason why I felt that because I thought every MOC should look like in the Dunia Bricks exhibition where every MOC have to look massive. But when I joined into LEGO® community, the image of MOC has changed. We do not have to be embarrassed to express our creativity because all MOCs are great. We just need technique to make the MOC become better and it need a lot of time dedicated into it which we can attain from learning and keep doing creative works. There is also no demeaning comment received unlike the cooking contest on television.

 
 

Bersambung dari pertanyaan sebelumnya
(Continuing from previous question)

Dari situlah saya mulai menekuni MOC. Pertama kali membuat MOC saya tidak memiliki bahan yang cukup, akhirnya saya mencoba mencari cara agar saya dapat membuat MOC. Pada akhirnya saya mencoba alternate build, saya beli set 31007 Creator 3 in 1 Power Mech dan mulai membuat MOC dari set tersebut dari mulai naga, scooter, becak, hingga robot dapat lahir dari set tersebut. Hal itu membuat saya berfikir LEGO itu gakada batasnya, dan keterbatasan malah dapat memacu kita untuk lebih berfikir kreatif, dan sejak saat itu saya mulai menekuni MOC sampai sekarang.

From there, I start to focus myself into MOC. The first time I create MOC, I do not have sufficient parts, so I try to find a way to create a MOC. In the end I tried alternate build of myself, I bought Creator 3 in 1 31007 - Power Mech and create MOCs from that set starting from dragon, scooter, tricycles and robot that can be built from that set. I started to think there is no limit with LEGO® and limit itself can trigger us creative thinking in ourselves and from that time onwards, I am into MOC.

 
 

Bersambung dari pertanyaan sebelumnya
(Continuing from previous question)

Di tahun 2017 saya menemukan cara lain untuk berkreasi. Dulu saat SMP saya pernah menggunakan software LEGO Digital Designer namun seiring perkembangannya, LDD mulai ditinggalkan karena beberapa keterbatasannya. Namun saat 2017 saya mulai mencoba menggunakan software yang dikeluarkan oleh Bricklink yaitu Stud.io. Software ini cenderung lebih mudah digunakan dibanding LDD dan selalu update perihal partsnya. Dari situlah saya juga mulai berkreasi dengan LEGO® secara digital, dan pertama kalinya juga saya coba merealisasikan karya saya yaitu Mini Modular Bricks Central Museum sebagai satu karya yang akan saya submit untuk lomba Modular 10th Years Anniversary.

In the year 2017, I find another way to create. During my junior high school, I used a software called LEGO Digital Designer, but overtime, LDD was being left out due to its limitations. But at 2017 I started to use software that was released by Bricklink which is called Stud.io. This software is tend to be easier to use compared to LDD and it always updating the parts database. Since then, I also started creating with LEGO® digitally and that was the first time I completed my creation called Mini Modular Bricks Central Museum that I submitted for the Modular 10th Years Anniversary competition.

 

Mini Modular Brick Central Museum

 

Saya lihat ada desain yang dibuat menggunakan Stud.io. Apakah anda lebih menggemari menggunakan Stud.io atau menggunakan bricks and parts?
(You mentioned designing using Stud.io. Do you prefer using Stud.io or using bricks and parts?)

Untuk lebih suka yang mana, setiap cara punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Merakit manual kadang kita memiliki keterbatasan pada parts yang kita miliki, sedangkan jika menggunakan stud.io eksplorasi akan lebih sulit karena merakit secara fisik. Tentu akan berbeda dengan hanya melihat hasil rakitan secara visualnya saja. Jadi kalau dibandingkan setiap cara punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

To say which one that I prefer, each method has its own limitations and advantages. Building conventionally, we have limitations such as the parts availability, while, if we use stud.io, we have difficulty in exploring because it is harder to physically build what we want. It will be different from just looking at the creation visually. So when compared, each method has its own advantages and disadvantages.

 

Ghicli Project

 

Apakah anda pernah merealisasikan desain Stud.io menjadi nyata menggunakan bricks and parts?
(have you ever realised Stud.io design into a reality using bricks and parts?)

Untuk MOC dari Stud.io yang sudah saya realisasikan adalah Mini Modular Bricks Central Museum.

The Stud.io MOC that I had realised was the Mini Modular Bricks Central Museum.

 
 

Apa saja tema rakitan MOC yang anda buat?
(What are the theme for your MOC assembly creations?)

Untuk tema MOC saya, bisa dibilang apa saja, sesuai mood dan lagi minat. Bisa mulai dari Mecha, Binatang, Kendaraan, Monster, dll namun MOC apa yang paling sering saya buat yaitu Mecha.

For MOC theme, it can be anything according to my mood and interest. It can be Mecha, animal, vehicle, monster, etc. But the MOCs that I built a lot were Mechas.

Berapa lama waktu yang biasanya dihabiskan untuk membuat sebuah MOC?
(How long does it take you to build a MOC?)

Biasanya tergantung mood dan ilham. Kapan saya mood, dan kapan ilham itu datang. Bisa beberapa jam, beberapa hari, hingga beberapa minggu.

It depends on my mood and inspiration. Whether when my mood is good and when the inspiration hit me. It can be few hours, few days or few weeks.

 

Gedung Sate Bandung

 

MOC hasil karyanya sudah dipamerkan di mana saja biasanya?
(Where do you usually exhibit your MOC creations?)

Biasanya mengikuti pameran MOC saya diajak teman-teman di komunitas untuk bergabung dengan event, pameran LEGO, hingga kompetisi.

For MOC exhibition, usually friends from community will ask me to join any event, LEGO® exhibition or competition.

Apakah anda memiliki preferensi khusus untuk koleksi anda? Seperti tema, set atau bentuk spesifik.
(Do you have special preference for your collection? Maybe theme, sets or specific builds.)

Koleksi-koleksi LEGO® saya cenderung apa saja, namun yang paling dikhususkan pada lini Star Wars, dan Bionicle. Walaupun Bionicle ini sudah retired sampai saat ini saya masih coba untuk melengkapinya. Selebihnya biasanya saya membeli set yang buildnya menarik dan enak dipandang saja.

My LEGO® collection can be from any theme but I am focusing in Star Wars and Bionicle themes. Although the Bionicle theme has been retired, I am still trying to complete it. The rest of the theme, I just buy sets with interesting build and looking good.

 
 

Dari mana biasanya anda mengumpulkan komponen untuk bahan MOC?
(Where do you usually gather parts for the MOC?)

Untuk komponen sendiri biasanya saya beli beberapa set yang memiliki kuantitas atau parts yang menarik, namun bila memang sudah susah dan saya memerlukannya segera saya biasa belanja di Bricklink.

For parts, I usually buy several sets that have interesting quantity or parts. But if there are difficult parts to get and I need it quick, I will buy it straight from bricklink.

Apabila anda bisa memberikan masukan kepada perusahaan LEGO, apa yang akan anda sampaikan kepada mereka?
(If you can give an input to The LEGO Company, what will you tell them?)

Sejujurnya selama pandemi ini ada beberapa set yang saya pikir dibuat terlalu sederhana, buildnyapun tidak menarik, dan cenderung repetitif. Contoh yang paling terlihat pada seri Star Wars, dan Marvel tapi tidak merujuk pada serie Ultimate Collector Series, lebih pada set-set reguler. Mungkin kita bisa membandingkan dengan serie Ninjago, Harry Potter, dan Monkie Kid yang buildnya sangat baik, dan menarik. Mungkin itu saja sih untuk saran kepada perusahaan LEGO.

Frankly, during the pandemic, there are several sets that are too simply built, not attractive, or too repetitive. Those things can be found in Star Wars and Marvel themes for their regular sets and not the Ultimate Collector Series though. Maybe we can compare them to the Ninjago, Harry Potter and Monkie Kid themes that have a great and interesting build. I think that all my input to the LEGO Group.

 

Koleksi Minifigure (Minifigure Collection)

 

Dengan pengalaman yang begitu banyak di dalam perLEGOan, maukah anda membagikan pengalaman lucu, seru atau menarik kepada para pembaca?
(With all of your experience with LEGO®, would you share us your funny, exciting or interesting experiences to the reader?)

LEGO® jadi aktivitas yang paling sering saya lakukan untuk melepaskan penat. Mungkin pengalaman seru yang dialami selain pada event-event, lebih kepada sharing dan kumpul bersama komunitas. Namun dulu saat masa perkuliahan ada pengalaman seru yang selalu saya sempatkan setiap minggu, bersama teh Ranni, dan bu Putie. Dimana kami sempatkan kumpul sebentar di salah satu cafe di Bandung untuk ngobrol-ngobrol santai soal LEGO®, karena kebetulan kampus saya belajar dan bu Putie mengajar sama, serta jalur teh Ranie untuk mengantar anaknya sekolah sama, jadi kami selalu kumpul di daerah kampus. 

Namun dikarenakan pandemi ini, baik gathering komunitas maupun event mulai jarang dilakukan. Saya harap semoga pandemi ini cepat berakhir.

LEGO® has become the activity that I frequently do to release tension. The exciting experience to me beside events is more into the gathering and sharing sessions with the community. But during the time of my undergraduate study, I have exciting experience every week with Ranni and Putie. We always spend our time together in one of the cafe located in Bandung to have a casual chat about LEGO® because the university that I went to study was the same with the university where Ms. Putie gives lecture. And the route that Ms. Ranni took to send her kid to school was the same route that we took. So we always gather near the university.

But due to the pandemic, we seldom have any community gathering or events. I hope the pandemic will end soon.

 
 

Adakah pesan khusus yang mau anda bagikan kepada para penghobi LEGO® (AFOL) khususnya di Indonesia dan di seluruh dunia?
(Do you have any special message that you want to share to all AFOL specially in Indonesia and the rest of the world?)

Untuk para penghobi LEGO® di Indonesia, tetap semangat yah untuk tetap menjalankan hobinya karena aktivitas ini cenderung bersifat positif baik untuk pribadi, maupun sekitar kita. Kita dapat menghilangkan kejenuhan aktivitas pekerjaan, kita dapat bermain dengan keluarga, berekspresi bersama kerabat dan teman, baik dalam bidang MOC, bahkan fotografi LEGO®.

Dan untuk teman-teman yang mulai tertarik untuk MOC tapi memiliki keterbatasan parts atau alasan lain, coba aja dulu. Beranikan aja dulu berkreasi karena LEGO® itu gak ada batasnya. Mau MOCnya kecil atau besar tetap menjadi kreasi yang sangat layak untuk diapresiasi baik oleh diri sendiri, maupun orang lain. Karena ngeMOC pun sudah banyak caranya sekarang baik secara manual bahkan digital, jadi mulai aja dulu.

To all AFOL in Indonesia, keep your spirit up on your hobby because this activity is positive to yourself as well as your surroundings. We can eliminate the boredom in our worklife, we can play with our families, expressing ourselves together with relatives and friends by doing MOC or LEGO® Photography.

For friends that are starting to be interested with MOC but have parts limitation or other reasons, try doing it first. Brave yourself to create because LEGO® is unlimited. Whether the MOC is small or large, it is still a creation worthy to be appreciated by yourself or other people. There is a lot of ways to do MOC manually or digitally, so just start doing it.

 
 

Apakah anda bergabung dengan LEGO® User Group resmi atau klub lainnya?
(Are you a member of any LEGO® User Group or other LEGO Club?)

Saya bergabung di BHIL (Bhineka LUG), KLI (Komunitas Lego Indonesia), dan BLUG (Bandung Lego Users Group).

I am a member of BHIL (Bhinneka LUG), KLI (Komunitas LEGO Indonesia) and BLUG (Bandung LEGO User Group).

Apakah anda mempunyai account instagram? Adakah sosial media lainnya juga?
(Do you have any instagram account? Or other social media?)

Facebook: Muhammad Pegagan Kantaprawira

Flickr: Muhammad Pegagan Kantaprawira

IG: GakGanas

 
 

Hebat, terima kasih Gagan atas waktunya untuk berbagi pengalamannya kepada kita semua.

Great, thank you Gagan for your time in sharing your experiences to all of us.



Dan sekarang para Ibu dan Bapak, MOC-er kita yang keren ini!

And now ladies and gentlemen, our dashing MOC-er!

 
 

Komentar Pengarang (Author’s Comment):

Menurut Gagan, membuat MOC awalnya mungkin terlihat sebagai suatu tantangan berat karena faktor keterbatasan komponen dan harapan tinggu untuk membuat suatu MOC. Akan tetapi dengan usaha yang konsisten dan juga berkesinambungan di dalam membuat MOC, maka teknik dan keahlian akan meningkat. Selain merakit menggunakan komponen, membuat MOC juga dapat menggunakan software digital sebagai alternatif lainnya.

Gagan sendiri berkreasi menggunakan dua teknik yaitu merakit menggunakan komponen LEGO® dan juga dia merakit menggunakan software digital. Dapat anda lihat hasil kreasinya sangat menarik dan bervariasi sekali. Pengarang sangat salut dengan variasi Mecha dan bangunan arsitektural yang dibuat Gagan. Teruslah berkreasi, sahabat!

Jangan lupa untuk meninggalkan pesan dan komentar atas artikel ini pada bagian bawah. Terima kasih para pembaca.

According to Gagan, creating MOC for the first time might looks like a difficult challenge due to the parts limitation and high expectation in creating the MOC. Nevertheless, with consistent and continuous effort in creating MOCs, the technique and skill will increase. Beside creating with parts, assembling MOC can also be done using digital software as other alternative.

Gagan himself create using the two techniques, creating with LEGO® parts and using digital software. You can look at his interesting and varies creations. The author tips his hat to the variations of Mecha and architectural building created by Gagan. Keep creating, my friend!

Do not forget to leave a message or comment about this article on the section below. Thank you readers.

Sumber (Source)

  • Iwan Budiman. “Wawancara Via Chat Dan Email Mengenai LEGO,” Whatsapp Message to Muhammad Pegagan Kantaprawira, 19 April 2021.

  • Iwan Budiman. “Muhammad Pegagan Kantaprawira - Interview blog LEGO,” Email Message to Muhammad Pegagan Kantaprawira, 20 April 2021.


Note:

Foto-foto pada artikel ini merupakan hak cipta dari pemiliknya Muhammad Pegagan Kantaprawira. Isi dari artikel ini merupakan hak cipta dari pemilik blog ini. Dilarang untuk menggunakan, mereproduksi atau menerbitkan ulang tanpa seijin dari pemilik hasil karya ini. Apabila anda hendak memosting ulang, setidaknya berikan kredit terhadap pemilik foto dan juga artikel ini dalam bentuk referensi.

The photos on this article belong to its owner Muhammad Pegagan Kantaprawira. The content of this article belong to the owner of this blog. It is forbidden to use, reproduce or republish without the consent of its respective owners. If you want to repost, at least give credit to the owner of the photos and the article through citation.


Previous
Previous

Set Baru LEGO® 76178 – Daily Bugle

Next
Next

LEGO Pick a Brick Parts - Grand Indonesia