Sejarah LEGO® - 1890 ke 1930 (Bagian 7)

Godtfred Kirk Christiansen

Godtfred Kirk Christiansen, anak ketiga dari Ole Kirk Kristiansen dari lima bersaudara, menjadi generasi kedua pemilik perusahaan LEGO. Dia merupakan figur aktif dalam sejarah awal perusahaan. Dia mengingat salah satu kenangan masa lalunya “Kontribusi pertama saya kepada perusahaan - bukanlah hal yang saya banggakan - adalah ketika kakak saya Karl Georg dan saya menyalakan pemanas lem. Malangnya, ada serbuk kayu yang terbakar api - dan seluruh bangunan terbakar rata hingga tanah.” Kejadian itu pada tahun 1924. Godtfred Kirk Christiansen saat itu berusia empat tahun. Pada tahun 1932, di saat awal dari perusahaan mainan, Godtfred Kirk Christiansen sudah terlibat dengan perusahaan dan mulai mempelajari nilai-nilai yang ditanamkan sang ayah pada produk-produknya.

Godtfred Kirk Christiansen, the third of Ole Kirk Kristiansen’s five children, becomes the second-generation owner of the LEGO Group. He is an active player right from the outset of the company history. He recalls one of his earliest memories: “My first contribution to the company – not that I’m proud of it – was when my brother Karl Georg and I lit the glue heater. Unfortunately some wood shavings caught fire – and the whole building burned to the ground.” That was in 1924. Godtfred Kirk Christiansen was four years old. By 1932, at the early beginnings of the toy adventure, Godtfred Kirk Christiansen is already involved in the company and early on learns the values his father places on the products.

Kisah Bebek (The duck story)

Ini merupakan kisah di mana fokus Ole Kirk Kristiansen pada kualitas diberikan dari ayah ke anak yang diceritakan langsung oleh Godtfred Kirk Christiansen: Suatu malam, saya masuk ke kantor, saya mengatakan kepada ayah: “Hari ini sangat baik, Ayah. Kita telah mendapatkan keuntungan lebih.” “Oh” kata Ayah, “Apa maksudmu, anakku?’ “Begini, saya baru saja ke stasiun dengan dua kotak dari bebek mainan kita untuk koperasi Denmark. Dan biasanya kita melapisi produk dengan tiga lapisan pernis - pernis transparan - tapi kali ini saya hanya mengerjakannya dua kali. Saya rasa kita dapat menghemat karena toh ini hanyalah koperasi. Jadi saya menghemat biaya untuk perusahaan kita.” Ayah lalu melihat saya: “Gotdfred, tahukah kamu bahwa itu salah? Saya mau kamu segera kembali ke stasiun dan bawa kembali kotak-kotak tersebut. Buka kembali dan berikan bebek-bebek itu satu kali lapisan pernis lagi. Lalu kamu akan bungkus bebek-bebek itu kembali dan membawahnya ke stasiun lagi. Kamu tidak boleh tidur apabila pekerjaan ini belum selesai - dan kamu tidak boleh mendapat bantuan. Kamu harus melakukannya sendiri.” Saya tidak mungkin berdebat dengan Ayah. Dan itu adalah suatu pelajaran bagi saya mengenai pentingnya arti kualitas.

This is the story about how Ole Kirk Kristiansen´s focus on quality is handed from father to son in Godtfred Kirk Christiansen´s own words: One evening, when I came into the office, I said to my father: “It’s been a good day today, Dad. We’ve earned a little more.” “Oh,” says Dad, “what do you mean, lad?” “Well, I’ve just been to the station with two boxes of our toy ducks for the Danish Co-op. And normally they get three coats of varnish – clear varnish – but this time I only gave them two. I thought we could cut our costs because it was the Co‑op. So I saved the business a bit of money.” He looked at me: “Godtfred, don’t you know that’s wrong? I want you to drive up to the station and fetch those boxes back. Unpack them and give the ducks another coat of varnish. Then you’ll repack them and take them back to the station. You’re not going to bed until the work’s done – and you're getting no help. You’ll do it all on your own.”  There was no arguing with Dad. And it was a lesson for me about what quality meant.

Memikul tanggung jawab (Assuming responsibility)

Seperti ayahnya, Godtfred Kirk melakukan studinya di Haslev Technical College pada pulau utama Zealand di Denmark. Tugas sekolahnya meliputi menggambar sejumlah sketsa model dari mobil mainan, yang dia kirimkan ke rumah sebagai usulan-usulan untuk produk baru selama masa belajarnya dari tahun 1939 hingga 1940. Setelah itu Godtfred Kirk mulai secara bertahap memikul tanggung jawab lebih dari perusahaan. Pada ulang tahunnya ke 30 pada tahun 1950, dia diangkat sebagai direktur pelaksana junior dan tujuh tahun kemudian, dia menjadi direktur pelaksana sebelum dirinya mendapatkan tanggung jawab utama pada perusahaan saat Ole Kirk Kristiansen meninggal pada tahun 1958. Selama masa tugasnya di perusahaan LEGO, Godtfred mengembangkan lebih lanjut ide LEGO® dan menciptakan LEGO System of Play. Tidak hanya dia melakukan sistemasi permainan, dia juga melakukan koordinasi pada penjualan dan usaha periklanan hingga ke detail yang terkecil.

Like his father, Godtfred Kirk studies at Haslev Technical College on the main Danish island of Zealand. His schoolwork includes sketches of a number of models for toy cars, which he sends home as suggestions for new products during his stay at the school from 1939 to 1940. Later Godtfred Kirk assumes more and more of the responsibility in the company. First, on his 30th birthday in 1950, he is appointed junior managing director and seven years later, he becomes managing director before getting the sole responsibility for the company after Ole Kirk Kristiansen dies in 1958. During his long stint in the LEGO Group Godtfred Kirk further develops the LEGO® idea and creates LEGO System of Play. Not only does he systemize play, he also coordinates the sales and advertising effort to the smallest detail.

Perjalanan penjualan (The sales trip)

Godtfred Kirk Christiansen sangat tertarik untuk mengumpulkan informasi bisnis berharga selama hidupnya. Sebagai direktur pelaksana junior, dia memulai perjalanan penjualannya pada tahun 1951 yang selain menunjukan ketahanan dan tekad dirinya juga memberikannya pengertian mendalam atas usaha mainan. Godtfred Kirk memperkerjakan dua orang sales untuk berpergian mengelilingi Denmark menjual dan menerangkan potensi dari produk LEGO kepada pengecer, tetapi mereka tidak berhasil dengan baik. Selain itu, pada musim semi mereka melaporkan bahwa tidak berguna mengunjungi para pelanggan hingga setelah liburan musim panas karena “toko mainan dan department store tidak akan membeli stok Natal mereka setelah liburan musim panas’. Jadi Godtfred melakukan sendiri perjalanannya, ditemani istrinya Edith Kirk Christiansen. Mereka mengunjungi semua pelanggan di Jutland selatan. Pada awalnya, Edith Kirk Christiansen hanya duduk di dalam mobil merajut, ketika Godtfred Kirk berbicara dengan para pelanggan, tetapi lambat laun Edith sibuk menuliskan semua pesanan yang telah dicatat oleh suaminya di toko pelanggan. Selain mendapatkan banyak pesanan, Godtfred Kirk Christiansen telah melihat sendiri pentingnya suatu produk dipajang di dalam toko.

Godtfred Kirk Christiansen is keen to gather valuable insight on the business throughout his life. As a junior managing director he embarks on a sales trip in 1951 that besides showing his resilience and determination also gives him a better understanding of the toy market. Godtfred Kirk has employed two sales representatives to travel round Denmark selling the product and explaining the potential of LEGO bricks to retailers, but they are having little success. In addition, in springtime they report back that it is a waste of time visiting customers until after the summer holidays because “toy shops and department stores won’t buy their Christmas stock until after the holidays”. So, Godtfred Kirk makes the tour himself, accompanied by his wife, Edith Kirk Christiansen. They visit all the customers in southern Jutland. At first, Edith Kirk Christiansen sits in the car knitting, while Godtfred Kirk talks to customers, but soon she is busy rewriting the orders her husband has quickly scribbled in the shop. Apart from winning a whole string of orders, Godtfred Kirk Christiansen has seen for himself the importance of how products are displayed in the shops.

 

Godtfred Kirk Christiansen mengundurkan diri (Godtfred Kirk Christiansen resigns)

Pada tahun 1952, Ole Kirk Kristiansen tiba-tiba mendapatkan ide untuk memperluas pabriknya. Godtfred Kirk Christiansen tidak setuju dan mengundurkan diri ketika ayahnya menyatakan bahwa dialah bosnya, sedangkan tugas Godtfred Kirk Christiansen adalah mencari sumber dananya. Ayah dan anak akhirnya memperbaiki hubungan mereka atas masalah pengunduran diri dan Godtfred Kirk melanjutkan pekerjaannya.

In 1952, Ole Kirk Kristiansen suddenly gets the idea that the factory should be expanded. Godtfred Kirk Christiansen disagrees and resigns when his father points out that he is the boss, while Godtfred Kirk Christiansen’s job is to raise money for the expansion. Father and son later patch up the resignation issue and Godtfred Kirk resumes his duties.

 

Pabrik kayu terbakar lagi (The woodworking factory burns again)

Pada hari Kamis, tanggal 4 Februari 1960, ada bagian dari pabrik kayu terbakar. Hal ini membawa suatu pilihan sulit bagi Godtfred Kirk: Untuk melanjutkan usaha mainan kayu atau memfokuskan perusahaan ke mainan komponen plastik dengan potensi permainan tidak terbatas? Di hari berikutnya Godtfred Kirk Christiansen membuat keputusan: perusahaan akan berhenti membuat mainan kayu dan di masa depan akan memberikan perhatian penuh kepada komponen LEGO dan LEGO System of Play. Mainan-mainan kayu tidak pernah dijual di luar Denmark berbeda dengan komponen LEGO, yang telah menciptakan suatu nama tersendiri di Eropa Barat, terutama setelah perusahaan mendirikan anak perusahaan bagian penjualan di Jerman pada tahun 1956. Dua dari kakak Godtfred Kirk tidak setuju bahwa hal tersebut merupakan keputusan yang benar dan pada akhirnya Karl Georg Kristiansen, direktur teknikal produksi plastik, dan Gerhardt Kirk Christiansen, direktur teknikal dari produksi mainan kayu, memutuskan sudah saatnya mereka meninggalkan perusahaan. Godtfred Kirk Christiansen membeli bagian saham mereka di perusahaan dan melanjutkannya sebagai satu-satunya pemilik.

On Thursday, February 4, 1960, part of the company’s woodworking factory burns down. It presents Godtfred Kirk with a difficult decision: To continue manufacturing wooden toys or to concentrate exclusively on plastic bricks with their unlimited play potential? The next day Godtfred Kirk Christiansen makes up his mind: the company will stop making wooden toys and in future give its full attention to the LEGO brick and LEGO System of Play. The wooden toys are never sold outside Denmark as opposed to LEGO bricks, which are creating a name for themselves in Western Europe, especially after the company set up its first sales subsidiary in Germany in 1956. Two of Godtfred Kirk´s brothers cannot agree that this is the right thing to do and consequently Karl Georg Kristiansen, technical director of plastic production, and Gerhardt Kirk Christiansen, technical director of wooden toy production, decide it is time to leave the company. Godtfred Kirk Christiansen buys their shares in the business and continues as sole owner.

10 karakteristik dari LEGO (The 10 LEGO Characteristics)

Godtfred Kirk Christiansen menghabiskan berjam-jam banyaknya waktu untuk mengambar panduan-panduan, susunan LEGO, yang dapat memastikan pengembangan produk secara sistematis dan komunikasi kepada para pelanggan dan pengecer secara konsisten: Pada tahun 1963, dia mengumumkan 10 karakteristik LEGO untuk produk LEGO pada konferensi dengan tajuk “LSP - LEGO System Perspective”. 10 karakteristik dasar ini membuktikan kekuatannya. Karakteristik tersebut meresapi pemikiran perusahaan sedemikian rupa sehingga mereka menjadi inti dari pengembangan produk LEGO dan menentukan bagaimana segala hal harus dilakukan.

Godtfred Kirk Christiansen spends many hours drawing up a set of guidelines, a LEGO constitution, which can ensure systematic product development and consistent communication for shoppers and retailers: In 1963, he announces his 10 LEGO characteristics for the LEGO product at a conference on the theme “LSP – LEGO System Perspective”. The 10 basic characteristics prove a strength. They permeate company thinking to such an extent that they become the very core of development of the LEGO product and determine how things are done.

Selalu hadir di mana saja (Ever present)

Selama tahun 1970an, terjadi perubahan generasi di perusahaan LEGO. Godtfred Kirk Christiansen meninggalkan perannya sebagai direktur pelaksana pada tahun 1973 untuk menjadi ketua Dewan direksi LEGO System A/S. Vagn Holck Andersen berperan sebagai direktur pelaksana dari 1973 hingga 1979, bertugas sebagai penghubung antara Godtfred Kirk dan anaknya Kjeld Kirk Kristiansen, yang pada akhirnya mengambil alih sebagai CEO pada tahun 1979. Walaupun Godtfred Kirk telah mundur dari manajemen harian, tetapi kehadirannya masih terasa di perusahaan. Pegawai LEGO pada masa tersebut teringat bagaimana mereka sering bertemu dengan Godtfred Kirk ketika dia berjalan menuju ruangan kantor pada larut malam untuk mengetahui kondisi dari perusahaan. Godtfred Kirk duduk sebagai ketua dari dewan direksi hingga April 1993. Dua tahun kemudian pada tanggal 13 Juli, dirinya meninggal dunia.

During the 1970s, a generational change is underway in the LEGO Group. Godtfred Kirk Christiansen leaves the role as managing director in 1973 to become chairman of the Board of directors of LEGO System A/S. Vagn Holck Andersen acts as managing director from 1973 to 1979, serving as link between Godtfred Kirk and his son Kjeld Kirk Kristiansen, who eventually takes over as CEO in 1979. Even though Godtfred Kirk takes a step back from day to day management, his presence is still felt in the company. LEGO employees from back in the days remember how you would often meet Godtfred Kirk as he walked through the offices in late evenings catching up on the state of the company. Godtfred Kirk holds the position of chairman of the board of directors until April 1993. Two years later on July 13th he passes away.  

Artikel ini dikutip dan diterjemahkan dari bahasa Inggris.

The English article is copied verbatim from LEGO website.

Sumber berita (Source):


Semua foto dan keseluruhan konten pada artikel ini merupakan hak cipta milik perusahaan The LEGO Group (all the photos and entire content in this article are copyrighted and owned by The LEGO Group). 

Previous
Previous

Fan Vote - The Final Vote!

Next
Next

VIDIYO™ - Collaboration Between LEGO® And Universal Music Group